PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah telah menciptakan manusia
dengan banyak hidayah dan anugerah, beberapa di antaranya yang menjadi pembeda
antara manusia dengan makhluk lainnya adalah akal. dimana hanya manusialah yang
memiliki hal tersebut, berbeda dengan hewan yang hanya memiliki nafsu saja.
Hidayah berupa akal tersebut sudah
dimiliki manusia sejak lahir dan merupakan anugerah yang di berikan oleh Allah
kepada manusia.
Al-Quran memberikan dorongan bagi
manusia untuk menggunakan akalnya dalam bertindak karena akal merupakan
barometer keberadaan manusia. Jika manusia tidak menggunakan akalnya maka
hilanglah sifat kemanusiaannya namun penggunaan secara berlebih juga akan dapat
menyesatkan manusia dalam dosa. Oleh sebab itu al-Quran memberikan manusia
tuntunan tentang cara penggunaan akal.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Akal
Akal berasal dari bahasa Arab 'aql
yang secara bahasa berarti pengikatan dan pemahaman terhadap sesuatu.
Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu), kemampuan
melihat cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari pikiran dan
ingatan. Kata al-‘Aqlu sebagai mashdar (akar kata) juga memiliki arti nurun
ruhaniyyun bihi tudriku al-nafsu ma la tudrikuhu bi al- hawas, yaitu cahaya
ruhani yang dengannya seseorang dapat mencapai mengetahui sesuatu yang tidak
dapat di capai oleh indra. Al-‘aql juga di artikan sebagai Al-‘qalb, hati
nurani atau hati sanubari. Menurut tinjauan Al Qur’an akal adalah Hujjah atau
dengan kata lain merupakan anugerah Allah SWT. Akal juga merupakan alat yang
dapat menyampaikan kebenaran dan sekaligus sebagai pembukti dan pembeda antara
yang haq dan yang bathil, serta apa yang ditemukannya dapat dipastikan
kebenarannya.
B. Ayat-Ayat Yang Berhubungan Dengan Perintah Menggunakan
Akal
1. Al Baqarah164:
إِنَّ فىِ
خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ اخْتِلَافِ الَّيْلِ وَ النَّهَارِ وَ
الْفُلْكِ الَّتىِ تجَْرِى فىِ الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَ مَا أَنزَلَ
اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن مَّاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتهَِا وَ
بَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَ تَصْرِيفِ الرِّيَحِ وَ السَّحَابِ
الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَ الْأَرْضِ لاََيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُون
“Sesungguhnya
pada kejadian langit dan bumi; dan pertukaran malam dan siang; dan (pada)
kapal-kapal yang belayar di laut dengan membawa benda-benda yang bermanfaat
kepada manusia; demikian juga (pada) air hujan yang Allah turunkan dari langit
lalu Allah hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya, serta Ia
biakkan padanya dari berbagai-bagai jenis binatang; demikian juga (pada)
peredaran angin dan awan yang tunduk (kepada kuasa Allah) terapung-apung di
antara langit dengan bumi; sesungguhnya ada tanda-tanda (yang membuktikan
keesaan Allah, kekuasaanNya, kebijaksanaanNya, dan keluasan rahmatNya) bagi
kaum yang menggunakan akal fikiran (liqaumiy ya’qiluun)”.
2.
Al Jatsiyah:
5
وَ اخْتِلَافِ الَّيْلِ وَ النهََّارِ وَ
مَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن رِّزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ
مَوْتهَِا وَ تَصْرِيفِ الرِّيَاحِ ءَايَاتٌ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُون
Dan (pada) pertukaran malam dan siang silih berganti, dan juga (pada)
rezeki yang diturunkan oleh Allah dari langit, lalu Ia hidupkan dengannya
tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya, serta (pada) peredaran angin,
(semuanya itu mengandungi) tanda-tanda (yang membuktikan keesaan Allah,
kekuasaanNya, kebijaksanaanNya, serta keluasan rahmatNya) bagi kaum yang mahu
menggunakan akal fikiran (liqaumiy ya’qiluun).
3.
Al Baqoroh :219
كَذَلِكَ
يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir(QS Al Baqoroh
:219)
4. A'raf: 176
ذَلِكَ
مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ
لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Demikian
itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka
ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir(QS Al
A'raf: 176)
5.
Al Hasyir: 21
لَوْ
أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا
مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ
Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.(QS Al Hasyir: 21)
Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.(QS Al Hasyir: 21)
6. Al Maidah : 58
وَإِذَا
نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ
قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ
Dan apabila
kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah
ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum
yang tidak mau mempergunakan akal.(QS Al Maidah : 58)
7. Yasiin: 68
وَمَنْ
نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلا يَعْقِلُونَ
Dan barang
siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian
(nya). Maka apakah mereka tidak menggunakan akal?(QS Yasiin:
68)
Dan Banyak ayat-ayat lain yang
senada dengan itu agar kita selalu menggunakan akal, selalu berfikir.
Pentingnya akal dalam agama Islam, menjadikan syariat Islam dapat ditegakkan.
Syariat Islam hanya dapat ditegakkan bagi orang yang berakal. Karena ia mampu
berfikir, menelaah, dan menganalisa, mana yang baik dan mana yang benar.
Sedangkan orang yang tidak mempunyai akal, tidak berlaku syari'at Islam
baginya. Orang yang tidak berakal seperti orang gila dan anak-anak kecil tidak
dibebankan baginya syari'at Islam seperti sholat, puasa, zakat dan naik haji.
Hanya orang-orang yang berakal dan mampu berfikir bahwa meninggalkan perintah
agama Islam itu berdosa, yang diwajibkan mengamalkan perintah Islam seperti
sholat tersebut.
Ayat-ayat diatas jelas menegaskan bahwa
Allah mencela orang yang tidak mau berfikir dan menggunakan akalnya dalam
kehidupannya, dengan ungkapan "Apakah kamu tidak mempergunakan
akal?", "Apakah kamu tidak berfikir?"
Dapat disimpulkan bahwa dalam beragama
ini harus menggunakan akal. Tetapi tidak menjadikan akal segala-galanya
sehingga melanggar atau mengingkari ayat-ayat wahyu Ilahiyah, karena kalau
melanggar rambu-rambu wahyu, maka tidak ada artinya lagi beragama, Qur'an, serta
Nabi Muhammad. Tidak ada artinya lagi beragama Islam dan diutusnya Nabi Muhmmad
saw, jika wahyu dan perintah serta aturan-aturannya dilanggar, karena lebih
mengutamakan akal.
Harus ada batasan yang tegas mana yang
harus menggunakan akal, dan mana yang harus diterima sebagai suatu ketentuan
Allah SWT, yang disampaikan melalui lisan Rasulnya, baik berupa Wahyu
Al-Qur'an, maupun hadis nabi saw.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akal adalah peralatan
manusia yang memiliki fungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta
menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat luas. Dengan menggunakan akal,
manusia mampu memahami Al-Qura’an dan perintah-perintah serta larangan-larangan
yang diturunkan sebagai wahyu oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan
akal pula, manusia mampu menelaah sejarah Islam dari masa ke masa dari masa
lampau.
Allah
mencela orang yang tidak mau berfikir dan menggunakan akalnya dalam
kehidupannya.
Akal mempunyai peranan
penting sebagai petunjuk hidup manusia, bukan saja sebatas ritual keagamaan
semata, akan tetapi fungsi akal dapat digunakan lebih jauh dari sekedar itu.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar