KONVERSI
AGAMA
A.
Pengertian Konversi Agama
Konversi
agama menurut etimologi, konversi dalam bahasa latin yaitu “Conversio“ yang
berarti tobat, pindah, berubah (agama). Sedangkan dalam bahasa inggris yaitu
“conversion” memiliki arti berubah dari suatu keadaan, atau dari suatu agama ke
agama lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi agama yaitu
bertobat, berubah agama, berbalik pendirian terhadap ajaran agama atau masuk ke
dalam agama.
Sedangkan
pengertian konversi agama menurut terminology yaitu : “Konversi agama itu
merupakan suatu tipe pertumbuhan atau perkembangan spiritual seseorang yang
melibatkan perubahan arah yang sangat dalam dirasakan oleh pelakunya, baik
menyangkut pemikiran maupun tingkah laku agamanya”. Konversi agama menunjukkan
adanya perubahan emosi kearah mendapat petunjuk Tuhan yang berlangsung secara
tiba-tiba, perubahan itu bisa terjadi secara berangsur-angsur.
B.
Karakteristik Umum Konversi Agama
Dalam
pembahasan ini konversi agama memiliki 3 karakteristik umum :
1.
Konversi
agama berkaitan erat dengan diperolehnya hidayah dari Tuhan bagi orang-orang
tertentu.
2.
Konversi
agama menyangkut perubahan emosi yang sangat dalam dan sangat berarti bagi
pelakunya.
3.
karakteristik
ketiga menyangkut orientasinya. Memberikan batasan bahwa konversi agama
melingkupi perubahan integritas kemanusiaan seseorang yang bergerak dari kutub
negative ke kutub positif, dari perasaan bersalah keperasaan benar, perasaan
dosa ke perasaaan suci. Sehingga proses konversi mendorong pelakunya untuk
lebih taat menjalankan ajaran-ajarannya.
C.
Proses Konversi Agama
Dr.
Zakiah Daradjat memberikan pendapatnya yang berdasarkan proses kejiwaan yang terjadi
melalui 5 tahap, yaitu :
1. Masa tenang
Di saaat ini
kondisi jiwa seseorang berada dalam keadaan tenang Karena masalah agama belum mempengaruhi
sikapnya.
2. Masa ketidaktenangan
Tahap ini
berlangsung jika masalah agama telah mempengaruhi batinnya. Mungkin dikarenakan
suatu krisis, musibah ataupun perasaan berdosa yang dialaminya. Hal ini
menimbulkan semacam kegoncangan dalam kehidupan batinnya.
3. Masa konversi
Tahap ketiga
ini terjadi setelah konflik batin mengalami keredaan karena kemantapan batin
telah terpenuhi berupa kemampuan menentukan keputusan untuk memilih yang
dianggap serasi ataupun timbul rasa pasrah.
4. Masa tenang dan tentram
Masa tenang dan
tentram kedua ini berbeda dengan tahap sebelumnya. Jika pada tahap pertama
kedaan itu dialami karena sikap yang acuh dan tak acuh, maka ketenangan dan
ketentraman pada tahap keempat ini ditimbulkan oleh kepuasan terhadap keputusan
yang sudah diambil.
5. Masa ekspresi konversi
Sebagai
ungkapan dari sikap menerima terhadap konsep baru dari ajaran agama yang
diyakininya tadi, maka tidak tunduk dan sikap hidupnya diselaraskan dengan ajaran
dan peraturan agama yang dipilih tersebut.
D.
Ruang Lingkup Konversi Agama
Konversi
agama bisa terjadi pada semua usia terutama pada masa remaja hingga masa
adolescence, mungkin juga konversi agama ini terjadi pada usia dewasa madya
yaitu sekitar umur 30-an.
1.
Konversi
Intern Agama
Pada bagian pertama ini dimakdsudkan
bahwa konversi terjadi dan dialami oleh seseorang dalam intern agamanya
sendiri. Artinya secara umum agama dan keyakinan yang dianutnya tidak berbeda
dengan agama dan keyakinan sebelumnya, sebelum konversi beragama islam, dan
setelah konversi tetap beragama islam, hanya saja yang tadinya jauh dengan
agama atau Tuhan menjadi dekat dengan Tuhan dan agama, bahkan semakin taat dan
mencintai, dan berani berjuang demi membela agama.
2.
Konversi
Ekstern Agama
Bagian ini menunjukkan bahwa peristiwa konversi membawa akibat
berubah dan berbaliknya keyakinan seseorang dari keyakinan suatu agama ke
keyakinan agama yang lain.
E.
Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama
Ada beberapa ahli yang terlibat
dalam disiplin ilmu masing-masing yang mengemukakan pendapat tentang factor
yang menyebabkan terjadinya konversi agama, yang cenderung didominasi oleh
lapangan ilmu yang mereka tekuni.
1.
Para
ahli agama menyatakan bahwa yang menjadi factor pendorong terjadinya konversi
agama adalah petunjuk Ilahi.
2.
Para
ahli sosiologi berpendapat bahwa yang menyebabkan terjadinya konversi agama
adalah pengaruh social.
3.
Para
ahli psikologi berpendapat bahwa yang menjadi pendorong terjadinya konversi
agama adalah factor psikologis yang ditimbulkan oleh faktor intern maupun
ekstern.
4.
Para
ahli ilmu pendidikan berpendapat bahwa konversi agama dipengaruhi oleh kondisi
pendidikan. Penelitian ilmu social menampilkan data dana argumentasi bahwa
suasana pendidikan ikut mempengaruhi konversi agama.
F.
Contoh Peristiwa
Konversi Agama
1.
Sayyidina Umar
ra.
Sayyidina Umar ra sebelum masuk Islam adalah
musuh terkuat dari nabi Muhammad saw dalam menyebarkan Islam. Dia diberi tahu
bahwa adiknya Fatimah binti Khottob telah masuk Islam dan hidayah tepat datang
di muka rumah dimana ia akan melampiaskan nafsu amarahnya, terdengar suara
merdu lemah gemulai dari dalam rumah Fatimah beserta keluarganya mengaji
bersama membaca surat Thoha. Mendengar begitu suara merdu dan isi bacaannya
sangat bagus, susunan katanya rapi bernilai sastra tingkat tinggi melebihi
sastra lain buatan ahli sastra Arab saat itu yang terkenal dibidang sastra. Ia
masuk ke rumah, bukan marah tetapi ingin tahu apa yang dibaca Fatimah. Setelah
dijelaskan ia sadar dan masuk Islam. Akhirnya ia menjadi tokoh Islam. Tentu
saja hal ini hidayah Allah dan berkat doa nabi. Tetapi proses dan sebab
musababnya melalui kekaguman bunyi al-Quran dan suara pembacanya, melebihi
semua hasil sastra yang ada.
2.
Syekh Muhammad
Djamil Djambek
Muhammad Djamil Djambek adalah seorang putra
dari Kepala Negeri Gurun Panjang Bukittinggi. Pada masa mudanya beliau hidup
sebagai seorang yang kurang mengindahkan agama. Segala macam minuman keras
dapat beliau kenal. Pada suatu malam ketika beliau sedang melalukan operasinya
di Bukittinggi, beliau dikejar orang ramai-ramai. Beliau sempat melarikan diri
dan bersembunyi di dalam suatu sungai. Orang ramai yang mengejarnya pun
mencarinya cukup lama, tapi mereka tidak menemukannya. Pemuda Muhammad Djamil
tersebut tidak berani keluar dari persembunyiannya, dan tinggallah dia dalam
sungai tersebut sampai pagi. Pada waktu subuh didengarnya suara adzan subuh
dari Masjid Tengah Sawah. Hatinya tergugah untuk ketika mendengarnya. Selesai
adzan, ia segera pulang dan meminta kepada bapaknya agar dikirim ke Mekkah
untuk belajar. Permintaannya dikabulkan oleh ayahnya dan berangkat ke Mekkah
untuk mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan dan ajaran Islam disana.
Ia bermukim di Mekkah lama, kemudian pulang
membawa pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan agama di Minangkabau.
Kemudian ia terkenal dengan Syekh Muhammad Djamil Djambek, ahli hisab dan ahli
falak, yang sampai sekarang orang-orang di Minangkabau sangat terpengaruh oleh
ajaran beliau, sekolah dan surau yang beliau dirikan di tengah-tengah kota
Bukittinggi sampai sekarang masih tetap berlimpah pengunjungnya, walaupun
beliau sudah wafat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar